Akhirnya waktunya liburan yeay~
Alhamdulillah telah diberikan anugerah teman-teman yang selalu mengusahakan liburan dengan low budget. Akhirnya liburan kali yang bertajuk ADSPACT Gathering 2020 di Bantaeng dan Bulukumba ini dapat terlaksana dengan bantuan tim panitia yang mengurus persiapan dan pelaksanaan liburan kali ini. Tim panitia sampai membuat rundown acara dan rencana penggunaan iuran yang kami kumpulkan untuk liburan kali ini. Ada baju persatuan juga lagi. Katanya belajar biar nanti bisa bikin Event Organizer suatu saat nanti, saya hanya bisa mengaamiinkan.
Awalnya ragu karena warga disekitar derah wisata yang cenderung masih was-was atas situasi COVID-19. Eh tapi kita liburan masih tetap sesuai prosedur kok kayak pake masker dan bawa hand sanitizer.
Rekam jejak perjalan liburan ini saya posting sebagai press release liburan kami "ADSPACT Gathering 2020" sekaligus menyimpan momen kebersamaan kami. Biar gampang diakses yang penting ada jaringan internet dan biar gak menuhin memori di hp.
ADSPACT
Kami adalah ADSPACT yang merupakan nama grup kami yang dipertemukan di Kelas Dua Belas IPA Empat alias kelas 3 SMA di tahun 2011. Sebenarnya kami sudah sekelas saat kelas 2 SMA tapi entah kenapa nama itu baru tercetus saat sudah kelas 3. Beberapa dari kami juga sudah kenal sejak lama mulai TK sampai SMA.
ADSPACT GATHERING 2020
ADSPACT GATHERING 2020 |
(100.000 biaya TRIP//// 80.000 biaya kaos) Sempatkanki. Sudah lama kita nda reuni dan ke Bulukumba lagi. Semua hanya untuk MENGULANG cerita-cerita lama dan MENGAWALI kehidupan baru sebagai ADSPACT yg lebih dewasa dan bijaksana. *Tapi, apapun itu, semoga kita terus diikat dalam kebersamaan bahkan persaudaraan. Terus bersama dalam suka mupun duka. Sekali lagi, jangki lupa join dalam -ADSPACT GATHERING 2020.
Dresscode
Kita udah sepakat buat pake dresscode biar foto bareng teman-teman ADSPACT lebih ciamik dan kece. Tim panitia sudah menyiapkan baju kaos dengan desain sendiri di bagian depan untuk menggantikan baju persatuan yang sejak SMA belum diganti juga sekitar 9 tahun lalu. Hijau tetap menjadi warna khas baju persatuan kami meski hanya dibadian lengan yang kami pakai di hari kedua. Baju putih kami pilih untuk dresscode pada hari ketiga. Hari pertama? Terserah mau pake apa.
D-Day
Liburan memamg selalu punya cerita dan moen tersendiri yang kudu dikenang. Kayak ini nih, sungguh penuh momen dan cerita sampai semua punya judul masing-masing untuk 3 hari perjalanan kami.
Day 1: Loka atau Muntea?
Foto after sunset di Puncak Muntea via ADSPACT |
Kami yang berangkat 16 orang dan ada teman yang nyusul 5 orang, total ada 21 orang yang ikut liburan kali ini. Ada yang bawa pasangan sama anak juga. Kami berangkat dengan 3 mobil yang sudah diatur sedemikian rupa siapa penumpangnya yang naik mobil ini dan itu, 1 mobil lagi nyusul karena ada yang masih kerja hari itu.
Intinya sih disini miskomunikasi. Tempat yang mau didatangin itu Muntea dan emang tertera di rundown acara. Tapi pas saat itu kita di kasih tahu kalo ke Loka jaadi pake gmaps aja, mana saya dan teman semobil gak pernah ketempat itu sama sekali jadi pedoman emang gmaps tapi ternyata salah. Untuk ketemu bapak baik yang juga orang sono bilang Loka tuh sudah gak ada apa-apanya dan tujuan kita sebenarnya bukan disini, jadilah kita yang tiba paling terakhir.
Tiba di Muntea matahari udah terbenam tapi masih sempat foto sebentar sih padahal mau lihat sunset. 2 mobil sudah tiba duluan. Lokasinya berada di puncak sepertinya membuat Muntea kala itu sangat dingin, kala angin berhembus membuat kami menggigil sampai ke tulang-tulang. Itu sumpah dingin banget disana. Nah, sesuai agenda kami makan malam di sebuah gazebo disana sambil menggigil alhasil semua makannya buru-buru agar bisa melanjutkan perjalanan ke Bulukumba, destinasi wisata kami sesungguhnya. Puncak Muntea ini dimasukkan ke dalam list karena sekalian lewat juga.
Kami melanjutkan perjalanan mungkin 2 jam lebih ke daerah Tanete di Kabupaten Bulukumba. Rumah tempat kami menginap merupakan rumah keluarga salah satu teman kami.
Oh iya, nih saya kasih tahu yah Kabupaten Bulukumba itu merupakan salah satu destinasi wisata andalah di Provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal atas wisata baharinya mulai pantai, karang, fauna hingga Kapal Phinisi yang memang khas banget.
Day 2: Tersesat di Hutan Karet
Niat hati ingin mencari jalan kompas menuju destinasi wisata yang dituju hari itu berujung pada waktu perjalanan yang lebih lama padahal sudah ada teman sebagai penunjuk jalan yang orang lokal (kampung halamannya disitu). Waktu tempuh kalo lewat jalan normal sih 2 jam tapi ini malah 3 jam lebih deh. Mana ada jalan sampai gak terbaca gps mobil, mau pake gmaps jaringan kadang ngilang gitu, jalannya gak bagus dan kecil pula, terus yang dilewatin hamparan kebun karet, tapi keren sih. Leha bercampur bahagia pas di gps mobil udah ada garis kuning yang berati jalan dan warna biru yang berarti laut berarti udah dekat dong. Tapi hari ini destinasi tujuan hari ini ada 2 tapi masih berada di kawasan yang sama yaitu Kawasan Wisata Tanjung Bira.
Apparallang
ADSPACT di Apparallang |
Jalan masuk Apparallang ada yang curam dan masih dalam perbaikan jadi masih belum sepenuhnya di beton jadi kalo naik motor udah otomatis bermandikan debu. Itupun kami tiba disana pas tengah hari dan langit lagi cerah banget jadi panas banget. Padahal agendanya kami disana cuma foto bareng terus pulang, jadilah kami disana berteduh sambil bersenda gurau biar gak cuma foto doang langung pergi. Tapi, sesungguhnya view atau pemandangnya emang keren banget. Habis itu lanjut deh ke tujuan wisata selanjutnya Pantai Bara.
Pantai Bara
Ada kali sejam lebih perjalanan dari Apparallang menuju Pantai Bara. Tujuan kita ke Pantai Bara memang untuk mandi-mandi di pantai bagi yang mau, kalo gak mau sih terserah sih bebas pokoknya. Teman yang pengen mandi-mandi sih udah prepare sebelum berangkat. Saya sih gak turun mandi cuma pengen nyisir pantai aja kali aja nemu flora atau fauna kayak kelomang. Tapi aku nemu anak ubur-ubur, lucu deh. Emang barusan lihat yang kecil sih ini cuma pernah lihat yang gede aja. Sisanya maen bareng dipinggir pantai, asyiekkkk~ plus foto sama difotoin .
Makan malam dilakukan di rumah dengan menu utama ikan yang langsung dibakar dengan arang oleh tim cowok dan tim cewek menyiapkan sisanya seperti nasi, sayur, sambel dsb. Oh iya, ikannya dibeli di pasar saat perjalanan pulang dan berhubung karena malam penjual rata-rata tutup dengan perantara yang sangat panjang. Pas nyampe di pasar kan tutup, nah temanku nelpon teman yang punya kenalan penjual, nah penjual itu udah pulang sehingga dia ngasih nomor rekan sesama penjual ikan lagi. Lucu aja sih, apalagi kita yang ada disana.
Seperti biasa kami menghabiskan malam dengan bermain kartu sampai tembus jam 2 malam. Itupun semua pergi tidur karena diingatkan kalo perjalanan nanti gak kalah panjang, apalgi driver sama pendamping driver yang juga harus tetap on fire, penumpang sih terserah deh. Satu lagi yang gak kalah penting, Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Dirgahayu Negeriku.
Day 3: Kebablasan di Kaluku Cottage
Tidur jam 2 pagi bikin kepala sakit pas bangun mana gak terbiasa bagadang pula. Bangun pun masib kayak orang linglung. Untung udah ada yang gercep buat masak, jadi tinggal bantuin dikit deh.
Pagi-pagi random banget diajakin teman buat kolam padahal lagi bantu siapin makanan yang dibawa Buat perjalanan ke tempat wisata terakhir terus langsung pulang deh. Niatnya sih cuma mau lihat akhirnya tergoda buat nyebur juga ke kolam. Hanya jalan kaki dari rumah tempat kami menginap. Sumber airnya dari mata air daerah situ, sejuk dan segar sih airnya terus banyak pepohonan jadi rindang banget bikin betah berlama-lama. Kolam permandiannya memang untuk umum tapi lebih ke privat jadi enak. Berhubung gak ada yang bawa hp jadi gak ada dokumentasinya. Jadilah kita basah-basahan jalan kaki balik ke rumah.
Kaluku Cottage
ADSPACT di Kaluku Cottage |
Menurut rundown, Kaluku Cottage sih cuma singgah makan terus foto. Tiba disana udah siang jadi masih panas. Tapi sebagian masih pada mau turun ke pantai. Judulnya sih kebablasan, tapi emang sengaa tinggal nunngu sore biar bisa turun mandi ke pantai lagi. Sambil nunggu cowok-cowok pada main sepak bola di pantai entah mereka dapat bola darimana hahahh. Tibalah waktu sore mereka yang mau pada nyebur ke pantai yang lainnya terserah mau ngapain. Saya sih nyisir pantai lai nyari fauna.
Eh tapi gak nyesal sih berlamaan disini, pantainya keren banyak ikan lucu warna warni kayak nemo. Pantainya juga lagi surut ada kali 20-30 meter, malah kayaknya lebih jauh jadi bisa turun ke air yang lumayan jauh dari bibir pantai.
Kaluku Cottage tempatnya gak terlalu ramai. Lebih suka disini sih dibanding pantai yang dikunjungi kemarin. Gak ada tiket masuk alias gratis jadi paling cuma bayar gazebo dan parkir mobil yang dekat pantai. Kami baru meninggalkan Kaluku Cottage setelah selesai shalat magrib. Kami baru sampe di rumah sekitar jam 2. Padahal normalnya bisa ditemput 4-5 jam. Ya emang sih karena kami banyak singgahnya buat nyari oleh-oleh sama singgah makan di Takalar.
Terima kasih teman-teman Adspact terutama tim panitia atas liburan kali ini. Semoga lain kali lebih banyak lagi yang ikutt. See ya!
- August 31, 2020
- 0 Comments