Inikah Rasanya Puasa Saat Pandemi?

May 03, 2021

Puasa di saat pandemi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Toh kita akan tetap melaksanakan ibadah puasa meskipun itu pandemi kecuali memang yang diharamkan bagi mereka untuk puasa.

Kebiasaan-kebiasaan kitalah yang sebenarnya yang berubah saat kita berpuasa di saat pandemi. Apalagi ada protokol kesehatan yang perlu dipatuhi agar mengurangi penyebarannya. Ditambah lagi, pemerintah menerapkan peraturan-peraturan di saat kondisi tertentu seperti pelarangan mudik saat lebaran. Yah, walaupun masih ada konsekuensi sih.

Bagaimanapun berpuasa akan tetap kita lakukan. Saya pun mengakui bahwa ada beberapa hal yang saya tidak lagi lakukan saat pandemi ini terutama saat berpuasa. Katanya sih itu "new normal".

Baca Juga:

HARI LIBUR? INI 4 KEGIATAN YANG SAYA LAKUKAN

MOMEN YANG PALING DIRINDUKAN SAAT RAMADAN

NGUMPUL BERSAMA KELUARGA SAAT RAMADAN

Bukber

Bukber atau lengkapnya buka bersama memang agak berbeda saat pandemi. Beberapa orang memang masih takut untuk berkumpul untuk bukber tapi beberapa lagi gak merasa was-was saat ingin bukber.

Pelampiasan. Mungkin itulah kata yang tepat. Setelah tahun lalu segala aktivitas berkumpul bersama dilarang membuat orang-orang yang terkekang melampiaskan tahun ini. Mungkin masih ada yang berkumpul tapi tidak sebanyak tahun ini.

Bahkan bukber iuga mengikuti perkembangan jaman dengan menyematkan kata online dengan menggunakan aplikasi yang menyediakan layanan live video. 

Saya sendiri hanya sekali dua kali ikut dalam bukber. Palingan hanya untuk acara keluarga dan teman dekat. Sedangkan untuk bukber online sendiri saya tidak setuju. Jika disuruh memilih saya lebih baik tidak ikut jika ingin melakukan bukber online seperti yang saya singfung tadi.

Takjil

Takjil atau penganan berbuka puasa tentu menjadi hal yang menarik dalam menjalankan ibadah puasa tak terkecuali saat pandemi.

Semakin kesini semakin banyak inovasi terhadap penganan yang lebih modern. Efek pandemi juga kali yah. Semakin banyak pula orang-orang yang menjual penganan yang tak hanya menarik di lidah tapi di mata. Kalo menarik di hati mah jodoh kali yah. Eit. 

Industri makanan memang sektor yang paling berkembang baik itu saat pandemi maupun tidak karena menjadi urusan primer dalam.kebutuhan manusia. Hal itu tentu berdampak sehingga makin banyak pula yang bisa menjadi pilihan takjil saat berbuka puasa. Asal jangan lapar mata aja saat beli takjil yah. Kalo bisa dihabisin. Kasian banget kalo mubazir.

Mudik

Masih sama seperti tahun lainnya, tahun ini pemerintah tetap tidak memperbolehkan mudik selama libur hari raya idul fitri. Namun, ada pengecualian yaitu untuk wilayah aglomerasi. Aglomerasi sendiri berarti wilayah perkotaan atau kabupaten yang memiliki pergerakan dan saling terhubung dalam kesatuan wilayah.

Kalo di daerah saya wilayah alomerasi yaitu Makassar, Gowa, Maros dan Takalar yang disebut dengan kawasan Mamminasata. Serupa dengan Jabodetabek meskipun dari segi sarana prasaran yah tentu masih jauh.

Kali ini saya dan keluarga memang tidak bisa mudik saat lebaran nanti. Meskipun demikian mama sempat mudik sendirian untuk mengunjungi rumah nenek yang sudah sakit-sakitan. Tahun lalu pun begitu. Padahal biasanya setiap lebaran baik itu idul fitri maupun idul adha pasti pulang kampung. Kami biasanya  melewatkan menutup puasa kami di rumah nenek.

Alhasil, saya dan sekeluarga biasanya akan ke rumah nenek setelah musim mudik terlewati yang artinya saat bepergian keluar kota tidak lagi terbatasi. Pemerintah kota atau kabupaten memang menurunkan personilnya untuk siaga melakukan panjagaan di tiap perbatasan bagi siapa saja yang melanghar ingin mudik. Akan aada sanksi katanya bila melanggar.

Belanja

Satu lagi yang menjadi rutinitas yang sepertinya wajib dilakukan saat puasa yaitu belanja untuk kebutuhan lebaran seperti pakaian, mukena, sajadah, sepatu dsb.

Dari dulu sampai sekarang, entah kenapa orang-orang akan memenuhi pusat perbelanjaan di saat akhir bulan puasa yang mengakibatkan kondisi yang sangat ramai. Pandemi pun tak mengubah hal tersebut. Beberpapa waktu lalu, jika ada berita mengenai ramainya pusat perbelanjaan seperti mall dengan pengunjung yang berdesakan tanpa memperdulikan protokol kesehatan. Maka percayalah itu benar. Apakah mereka lebih takut gak punya baru dibandingkan kena covid yah? Argg.. mana saya tahu apa yang mereka pikirkan itu.

Saya juga heran sih. Beberapa tahun terakhir dan itu sebelum pandemi, saya mulai gak menyukai hal seperti itu. Menurut saya itu gak efektif. Kebayang gak kalo saat puasa harus kesana kemarin hanya buat mencari pakaian lebaran idaman. Iya tahu capek, toh kita juga kalo lagi kerja juga pasti capek. Lagian kalo puasa kan gak boleh ngeluh. Belum lagi saat puasa adalah saat yang paling tepat untuk melakukan ibadah sebanyak-banyaknya.

Siasat saya adalah ketika saya pergi kemana pun dan tanpa sengaja menemukan pakaian yang disukai dan alhamdulillah harga sangat ekonomis yah saya beli. Atau saat saya mengecek market place dan ada yang menarik hati yah saya beli juga. Nah, yang saya beli itu saya simpan untuk digunakan nanti pas hari penting misalnya lebaran atau ujian. Biar gak rieweh nantinya 

Kalo yang dibeli batik memang saya beli biasanya persiapan buat ujian atau seminar waktu kuliah. Berhubung udah selesai kuliah yah paling batiknya buat dipakai kondangan. 

You Might Also Like

1 komentar

  1. Ya memang ada perbedaan aja puasa pas pandemi sama puasa waktu belum ada pandemi

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi aindhae.com. Silahkan komentar dengan bijak. No spam please!
Link error? Tell me please.

PART OF