Perjuangan Hingga Akhirnya Berprofesi Sebagai Dosen di Kampus Negeri

April 19, 2022

Kalo ditanya profesi saya apa sebenarnya saya juga agak bingung. Sederhananya sih sekarang lagi sibuk jadi pekerja paruh waktu atau freelancer sambil nunggu panggilan tugas sebagai dosen di kampus negeri. Jadi, saya belum resmi menyandang profesi sebagai dosen. 

Saya mencoba peruntungan ke-4 kalinya dengan ikut mendaftar CPNS lagi dan akhirnya lolos juga kali ini. Baru di CPNS 2021 kali ini saya mencoba mendaftar pertama kali sebagai dosen karena periode pendaftaran CPNS di tahun sebelumnya saya mendaftar di formasi, instansi dan ijazah yang berbeda.

Hingga saya bisa jadi dosen walaupun belum bertugas itu struggle banget karena lulus di saat pandemi dan sempat nganggur lama yang menjadi momen yang ah sudahlah~ tapi akhirnya bisa dilalui juga kok.

Baca juga:

HOBI YANG TERNYATA BERFAEDAH

NGUMPUL DI ACARA BUKBER ADSPACT DAN CURHATANNYA

BPN RAMADAN 2021

Dulu Gak Mau Jadi Dosen

Awalnya saya paling gak mau jadi dosen karena presentasi aja di depan orang udah ketar-ketir meskipun cuma beberapa orang. Belum lagi kalo soal materi yang gak mudeng juga alias lola atau loading lama yang kalo mikir dan ngertinya lama banget. Teman-teman dekat pasti tahu aku sering kekeuh gak mau jadi dosen dan bilangnya pengen jadi peneliti aja.

Cuma karena melihat peluang waktu daftar CPNS lebih besar kalo daftar jadi dosen dibanding peneliti. Akhirnya membukatkan tekad buat daftar jadi dosen aja dengan banyak pertimbangan.

Sebagai lulusan S2 banyak orang yang berpikir bahwa sudah pasti akan menjadi dosen. Sayangnya tidak. Padahal ada banyak lapangan pekerjaan untuk lulusan S2 yang bisa bekerja sebagai peneliti di lembaga pemerintah, karyawan swasta, di NGO maupun start-up. Gak plek ketiplek harus jadi dosen loh. Sampai tiap ketemu orang saat masih kuliah S2 pun sudah disangka pengen jadi dosen.

Bentar lagi resmi jadi dosen

Saya kan daftar CPNS di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tepatnya Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) sebagai dosen dan alhamdulillah sampai tahao akhir dinyatakan lulus. Saya dapat kabar dari Kemdikbud bahwa ternyata SK CPNS atas nama saya susah jadi dan masuk dari sekian nama yang SKnya sudah jadi di tahap ke-2. Kalo dari pihak kampus sih mau nyerahin SK buat CPNS sekalian saat semua SK sudah jadi satu kali seraah terima gitu. Lagian rata-rata juga CPNS yang lulus di Unsulbar itu perantau yang bahkan beda pulau kayak Sumatera dan Jawa. Saya sih mugkin lebih enak karena masih sama-sama Sulawesi tapi kalo kesana bolak balik bisa tekor nantinya.

Serah terima SK CPNS di Unsulbar kabarnya akan digelar setelah lebaran Idul Fitri jadi kami diperingati buat siap-siap menuju ke Unsulbar setelah lebaran.

Lika Liku Ikut CPNS

Tahu gak sih kalo kelulusan CPNS saya kali ini merupakan kali ke-4 mengikuti CPNS. Cuma yang didaftar bukan di Kemdibud tapi 3 kali sebelumnya semuanya di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan melamar jabatan Pengawas Mutu Pakan Ahli Pertama dengan ijazah S1 karena memang saat itu masih menempuh S2.

Pertama kali ikut CPNS di tahun 2017 dan bisa lanjut sampai tahap tes seleksi SKB karena poin SKD memenuhi passing grade. Sayangnya samoai tahap akhir saya berada di urutan ke-2 sedangkan yang diterima hanya satu orang.

Kali kedua ikutan lagi CPNS 2018 dan sama aja seperti tahap pertama mukai dari lolos passing grade untum SKD, masuk perangkingan untuk tes SKB tapi gagal lagi di hasil perangkingan tahap akhir dimana saya kayaknya urutan 5 atau 6 sedangkan yang diterima cuma tiga orang.

Untuk ketiga kalinya di CPNS tahun 2019 tapi tes SKDnya di tahun 2020. Saya bisa sampai ke tahap seleksi SKD dengan hasil memenuhi passing grade. Cuma kali itu harus terhenti di tahao itu karena tidak lolos perangkingan buat lanjut tes SKB.

Kalo dipikir-pikir saya sok-sokan banget daftar di Kementan padahal kalo daftar di pemda di wilayah Sulawesi Selatan dengan nilai SKD ku pasti sudah jadi PNS tuh sekarang. Cuma yah waktu itu sedang sibuk kuliah di Bogor, kalo ikut pemda otomatis harus balik Makassar dan itu butuh banyak biaya dan menyita waktu karena sedang kuliah, dan memang mau mengetes sejauh mana kemampuanku sampai daftar di Kementerian yang notabene saingannya anak Jawa yang harus saya akui lebih jago dari saya. Apalagi sampai ambisi banget pengen tembus jadi CPNS di Kementerian.

Gagal 3 kali ikut CPNS belum disituasi dapat kerjaan tapi sistem kontrak mulu paling lama sebulan. Makanya saya mencoba realistis dengan mendaftar di tempat kira-kira saya bisa lulus. Mulai dari memperhitungkan siapa kira-kira saingannya, kalopun ada saingan dicek dulu dia punya orang dalam atau gak, berabe kan kalo.sudah susah paaya ikut sampai tahap akhir eh yang dilulusin yang punya orang dalam kayak yang heboh di twitter itu loh.

Sekarang kalo dipikir lagi memang ditakdirkan jadi dosen aja. Belum lagi pertanyaan orang-orang kayak jadi sugesti atau malah doa kali yah biar jadi dosen tapi sebenarnya butuh perjuangan banget.

Pernah Daftar Jadi Dosen

Sebelumnya juga sudah coba-coba daftar jadi dosen di kampus lainnya tapi yah emang belum rejeki mulai dari Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa untuk Kampus II Bone, dan kampus almamater saat S1 yaituu Universitas Hasanuddin (Unhas). Padahal ada yang responnya positif saat wawancara tapi ternyata ditolak juga. Bingung kok belum diterima sampai mikir kayaknya bukan rejeki jadi dosen deh. Namanya sih bukan rejeki di ke-4 kampus yang saya daftar sebelumnya.

Freelancer

Sambil nunggu dapat pekerjaan tetap saya akhirnya menjadi freelancer. Saya mendapat tawaran dari saudara untuk bekerja sebagai Regional Researcher (RR) dengan SMERU Research Institute dengan sistem kontrak kurang selama beberapa hari dari akhir Maret hingga awal April namun harus tetap mengajukan lamaran pekerjaan dan saudara hanya memberikan rekomendasi. Eh, gak nyangka bakal diterima padahal minim pengalaman. 

Berdasarkan pengalaman inilah saya kemudian melamar pekerjaan di ASEAN Foundation sebagai enumerator untuk wilayah Makassar yang mukai bekerja mulai Mei hingga Juni. Gak nyangka diterima tapi malah di posisi Field Qualitative Researcher (FQR) juga tapi kayaknya karena yang melamar buat di Makassar sedikit deh makanya diterima tapi gak papa sih soalnya upahnya lebih gede wkwkwk. 

Coba daftar lagi jadi enumerator di Tim Penelitian Universitas Negeri Malang (UM) dan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Masa (UGM) dan diterima juga. Tugasnyanya sederhana cuma sebar link dan pastikan diisi hingva selesai yang dikerjakan mulai Juni hingga Agustus.

Satu lagu yang paling lucu karena disuruh lagi daftar sama saudara jadi RR di penelitian yang dilakukan oleh SMERU Research Institute. Waktu itu daftarnya pas masih jadi FQR di ASEAN Foundation dan saya tahu kalo diterima bakal cepat dihubungi. Sampai sudah lewat sebulan jadu kupikir gak diterima. Hingga tiba penelitiannya mau dikaksanakan September saya kembali dihubungi diterima sebagai RR. Ternyata RR yang sebelumnya sudah diterima harus mengundurkan diri makanya saya bisa dipanggil kembali. Kayak emang sudah ditakdirkan buat ngambil projek ini loh. Mana penelitiannya selama 2 minggu di Bantaeng dan nginap di hotel pula. Kerja tapi rasa staycation. Kontraknya sih dari akhir Agutus hingga September cuma laporannya baru bisa rampung di Oktober. Nah, pas sibuk laporan ini bertepatan dengan tes CPNS tahap SKD sampai gak bisa belajar buat persiapannya. Untungnya bahan penelitian jadi RR ngebantu menjawab pertanyaan waktu tes SKD.

Sekarang mah lagi fokus ngeblog terus ada tawaran paid partnership buat ngereview produk perawatan tubuh. Lumayan tiga bukan ini dapat duit dari situ. Mudah-mudahan bulan-bulan selanjutnya bisa dapat job lagi kayak gini.

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah mengunjungi aindhae.com. Silahkan komentar dengan bijak. No spam please!
Link error? Tell me please.

ARSIP

PART OF